Selasa, 03 Januari 2017

NI - EKWAN WIRATNO


SATU
Demikianlah wanita ditempatkan
Pada sudut memperihatinkan
Dianggap hanya pelengkap
Dididik secara tak cakap

Tapi lahirlah seorang Kartini
Yang berjuang hingga mati
Menolak mentah tradisi Jawa
Perempuan hanya di dapur saja

Kartini melawan dengan surat-surat
Kelak kemudian cepat seperti kilat
Memberi semangat bagi perempuan
Menjadi lebih tekun dalam pendidikan

Tapi apakah benar kita tahu
Siapa gerangan Kartini itu?
Apa hanya perempuan penulis surat?
Atau pejuang yang lebih bermartabat?



DUA
Terdengar sayup tetembangan mengisi semua ruang, ketika cahaya memasuki panggung, di sana sudah ada seorang perempuan sedang menuliskan sebuah surat di atas meja sederhana. Sesekali dia celupkan ujung pena pada wadah tinta dan kembali menulis. Di atasnya terdapat sebuah lampu yang nyalanya tidak terlalu kuat.
KARTINI nampak serius menulis hingga beberapa saat kemudian dia menaruh penanya.


KARTINI    : Saya selalu bersemangat untuk berkirim surat pada sahabat-sahabat saya di negeri Belanda. Mereka adalah kawan-kawan jauh yang selalu setia membalas surat-surat saya yang terkadang hanya berisi lelucon. Tapi bukan berarti saya tidak mau berteman dengan sesama pribumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar