SATU
Demikianlah
wanita ditempatkan
Pada
sudut memperihatinkan
Dianggap
hanya pelengkap
Dididik
secara tak cakap
Tapi
lahirlah seorang Kartini
Yang
berjuang hingga mati
Menolak
mentah tradisi Jawa
Perempuan
hanya di dapur saja
Kartini
melawan dengan surat-surat
Kelak
kemudian cepat seperti kilat
Memberi
semangat bagi perempuan
Menjadi
lebih tekun dalam pendidikan
Tapi
apakah benar kita tahu
Siapa
gerangan Kartini itu?
Apa
hanya perempuan penulis surat?
Atau
pejuang yang lebih bermartabat?
DUA
Terdengar sayup tetembangan mengisi semua ruang,
ketika cahaya memasuki panggung, di sana sudah ada seorang perempuan sedang
menuliskan sebuah surat di atas meja sederhana. Sesekali dia celupkan ujung
pena pada wadah tinta dan kembali menulis. Di atasnya terdapat sebuah lampu
yang nyalanya tidak terlalu kuat.
KARTINI nampak serius menulis hingga beberapa saat
kemudian dia menaruh penanya.
KARTINI : Saya selalu bersemangat untuk berkirim surat
pada sahabat-sahabat saya di negeri Belanda. Mereka adalah kawan-kawan jauh yang
selalu setia membalas surat-surat saya yang terkadang hanya berisi lelucon.
Tapi bukan berarti saya tidak mau berteman dengan sesama pribumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar