SEPASANG USIA SENJA YANG TERLEWATKAN - EKWAN WIRATNO

SATU

Apa yang tersisa dari usia senja?

Hanya gerutu ataukah ada asa?

Tersisa sepasang orang tua

Hidup sepi di gubuk berdua

Ajal lalu-lalang di depan rumah

Mereka menunggu dengan resah

Sang anak mati, harapan terhenti

Saatnyakah kisah mereka diakhiri?

DUA

SEBUAH REFLEKSI. SEBUAH KEJADIAN DI ALAM YANG LAIN. MESKIPUN BERAKAR DARI HUKUM DUNIA, TAPI SEJATINYA KEJADIAN INI BERJALAN DENGAN HUKUMNYA SENDIRI.

KETIKA CAHAYA SAMA SEKALI BELUM TIBA, SUDAH TERDENGAR SUARA PERTENGKARAN ANTARA PALU DAN BATU, PERKELAHIAN GERGAJI DAN KEPING-KEPING BATU. SESEKALI TERDENGAR SUARA PELUH YANG JATUH DARI SETIAP PORI. SEMUA BERJALAN SEPERTI SEBUAH DONGENG MASA SILAM YANG DICERITAKAN KEMBALI DALAM KELAM. DALAM KESUNYIAN MALAM.

CAHAYA PERLAHAN MENIMPA RUANG. MULA-MULA HANYA NAMPAK BONGKAHAN BATU YANG AMAT BESAR. BONGKAHAN BATU YANG BERBENTUK KUBUS-KUBUS, BAGAI SEKUMPULAN DADU YANG MENENTUKAN KEBERUNTUNGAN ATAU KESIALAN. DI SEKITARNYA TERDAPAT DADU-DADU YANG BERSERAKAN.

MUNCUL ORANG-ORANG BERTUBUH PUTIH MEMBAWA PALU, GERGAJI DAN BERBAGAI ALAT LAINNYA. WAJAH MEREKA NAMPAK TANPA WARNA, HANYA HITAM DAN PUTIH BELAKA. LANGKAH MEREKA TERSERET TANPA TENAGA. PERALATAN-PERALATAN DIANGKAT DENGAN BEGITU SUSAH PAYAH SEPERTI SEBUAH BENDA BERTON-TON BERATNYA.

ORANG-ORANG          : Punggung membatu bagai karang

                            Nadi mengering hampir kerontang

                            Oh, wahai manusia-manusia batu

                            Hati mengeras, melebur jadi debu

LEBIH LENGKAP DOWNLOAD DI SINI